Kajian kita kali ini membahas tentang betapa luasnya kekuasaan
dan ampunan Allah terhadap para hamba-Nya. Karena itu, hendaklah seorang Mukmin
selalu bersangkaan baik terhadap Allah bahwa Dia pasti mengampuninya sebesar apa
pun dosanya selama ia tidak berbuat syirik terhadap-Nya serta hendaknya tidak
berputus asa dari mengharap rahmat-Nya.
Naskah Hadits
عَنْ أَبِي ذَرٍّ اْلغِفَارِي, عَنْ النّبِيّ صلى الله
عليه وسلم. فِيمَا رَوَىَ عَنِ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ أَنّهُ قَالَ: «يَا
عِبَادِي إِنّي حَرّمْتُ الظّلْمَ عَلَىَ نَفْسِي. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرّماً. فَلاَ تَظَالَمُوا. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ ضَالّ إِلاّ مَنْ
هَدَيْتُهُ. فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ جَائِعٌ إِلاّ مَنْ
أَطْعَمْتُهُ. فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ عَارٍ
إِلاّ مَنْ كَسَوْتُهُ. فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِي إِنّكُمْ
تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً.
فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ. يَا عِبَادِي إِنّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا
ضَرّي فَتَضُرّونِي. وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي. يَا عِبَادِي
لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ, وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ
أَتْقَىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ. مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ.
كَانُوا عَلَىَ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي
شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ.
قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي. فَأَعْطَيْتُ كُلّ إِنْسَانٍ
مَسْأَلَتَهُ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمّا عِنْدِي إِلاّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ
إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ. يَا عِبَادِي إِنّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا
لَكُمْ. ثُمّ أُوَفّيكُمْ إِيّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللّهَ.
وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنّ إِلاّ نَفْسَهُ».
Dari Abu Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW., dalam apa yang
diriwayatkannya dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla bahwasanya Dia berfirman,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku
perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah
kalian saling berbuat zhalim.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah
sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk
kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian petunjuk.
Wahai para hamba-Ku, setiap
kalian itu adalah lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan; maka mintalah
makan kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian makan.
Wahai para hamba-Ku,
setiap kalian adalah telanjang kecuali orang yang telah Aku beri pakaian; maka
mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian pakaian.
Wahai para
hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan siang hari
sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku
ampuni kalian.
Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu
menimpakan bahaya kepada-Ku sehingga kalian bisa membayakan-Ku dan tidak akan
mampu menyampaikan manfa’at kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfa’at
pada-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan
akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang
paling takwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan takwa), maka
hal itu (keta’atan yang diperbuat makhluk-red.,) tidaklah menambah sesuatu pun
dari kekuasaan-Ku
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu
dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang
paling fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan bejad),
maka hal itu (kemaksiatan yang mereka perbuat-red.,) tidaklah mengurangi sesuatu
pun dari kekuasaan-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu
dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu
(satu lokasi), lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan
masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku
kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.
Wahai para
hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian yang aku
perhitungkan bagi kalian kemudian Aku cukupkan buat kalian; barangsiapa yang
mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang
mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.”
(HR.Muslim)
Urgensi Hadits
Imam Ahmad RAH.,
berkata, “Tidak ada hadits yang lebih mulai dari ini bagi Ahli Syam (karena para
periwayatnya semua adalah orang-orang Syam).”
Beliau mengatakan hal
tersebut karena betapa agungnya hadits tersebut yang mengandung banyak
makna-makna mulia.
Kosa Kata
Makna kata
“Perbuatan zhalim” : Kezhaliman artinya meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya, yaitu melampaui batas
Makna “Aku cukupkan buat kalian”
: Yakni Aku membalas kalian berdasarkan perbuatan kalian baik kecil mau pun
besar, yaitu di akhirat kelak
Pesan-Pesan Hadits
1. Hadits ini merupakan hadits Qudsi, yaitu Hadits yang diriwayatkan
Rasulullah SAW dari Rabb-nya. Perbedaan antara Hadits Qudsi dan al-Qur’an di
antaranya adalah: - Bahwa al-Qur`an al-Kariim adalah mukjizat mulai dari
lafazhnya hingga maknanya sedangkan Hadits Qudsi tidak memiliki kemukjizatan apa
pun - Bahwa shalat tidak sah kecuali dengan al-Qur`an al-Kariim sedangkan
Hadits Qudsi tidak sah untuk shalat - Bahwa al-Qur`an al-Kariim tidak boleh
diriwayatkan dengan makna sementara Hadits Qudsi boleh
2. Hadits
tersebut menjelaskan bahwa Allah Ta’ala Maha Suci dari semua sifat kekurangan
dan cela, di antaranya berbuat zhalim, di mana Dia berfirman, “Sesungguhnya
telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim.” Dia juga berfirman dalam
al-Qur`an, “Dan Aku sekali-kali tidak menzhalimi hamba-hamba-Ku.”
(Qaaf:29) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada
manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri
mereka sendiri.” (Yuunus:44)
3. Allah Ta’ala melarang para hamba-Nya
berbuat zhalim antar sesama mereka sebab perbuatan zhalim diharamkan dan
akibatnya amat fatal baik di dunia mau pun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri
yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.”
(Huud:102) Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya perbuatan zhalim itu
adalah kegelapan di hari Kiamat.” (HR.al-Bukhary dan Muslim) Dalam sabda
yang lain, “Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mengulur-ulur bagi pelaku
kezhaliman hingga bila Dia menyiksanya, Dia tidak akan membuatnya lolos (dapat
menghindar lagi).” (HR.al-Bukhary)
4. Kezhaliman ada beberapa macam:
a. Zhalim terhadap diri sendiri dan yang paling besarnya adalah berbuat
syirik terhadap Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya kesyirikan
itu adalah kezhaliman yang besar.” (Luqman:13) Di antaranya lagi adalah
melakukan perbuatan maksiat dan berbuat dosa
b. Perbuatan zhalim seorang
hamba terhadap orang lain seperti mengambil hak mereka, menyakiti, menggunjing
(ghibah), mengadu domba dan membicarakan mereka tanpa hak.
5. Hadits
tersebut juga menjelaskan betapa kebutuhan para hamba kepada Allah Ta’ala.
Karena itu, hendaknya mereka berlindung kepada-Nya, memohon, meminta
pertolongan, meminta ma’af dan ampunan kepada-Nya. Memohon kepada-Nya agar
diberi ampunan, rahmat dan rizki. Siapa pun manusianya, maka tidak mungkin dia
tidak membutuhkan Rabbnya.
6. Semua manusia pasti melakukan kesalahan.
Karena itu, bertindak keliru atau memiliki keterbatasan bukanlah suatu ‘aib akan
tetapi yang dikatakan ‘aib itu adalah terus-menerus di dalam kesalahan ini,
membiarkannya dan tidak mempedulikannya. Hendaknya seorang hamba memandang
kepada keagungan Dzat Yang ia maksiati dan lakukan kesalahan terhadap-Nya dan
janganlah memandang kepada kecilnya suatu kemaksiatan. Dari itu, hendaknya ia
bersegera untuk bertobat dan kembali kepada-Nya serta meminta ampunan-Nya. Allah
Ta’ala berfirman, “Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah wahai kaum
Mukmiin, semoga kamu beruntung.” (an-Nuur:31) Dan firman-Nya,
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dial-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (az-Zumar;53)
7. Betapa besarnya ampunan Allah dan
betapa luas kekuasaan-Nya. Sekalipun semua makhluk berkumpul maka sama sekali
mereka tidak dapat mempengaruhi bertambah atau berkurangnya kekuasaan-Nya
tersebut.
8. Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dalam semua
perbuatannya sehingga ia bisa membersihkan dan memperbaikinya. Semuanya sudah
diperhitungkan atasnya, dicatat di dalam lembaran amal-amalnya baik kecil mau
pun besar. Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, [7]. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)-nya pula.” (az-Zalzalah:7-8)
9. Hendaknya seorang
Muslim menghitung dirinya sendiri di dalam kehidupan ini sebelum dirinya
diperhitungkan nanti pada hari Kiamat yang karenanya dia akan mencela dirinya
sendiri, mencercanya, menyesali namun penyesalan yang tiada guna.
Umar
bin al-Khaththab RA berkata, “Hitunglah dirimu sebelum dirmu diperhitungkan
dan timbanglah ia sebelum dirimu ditimbang dan bersiap-siaplah untuk Hari
‘al-‘Ardl al-Akbar’ (sidang terbesar terhadap kaum Mukminin pada hari
Kiamat).” (HR.at-Turmudzy secara mu’allaq. Ibn Katsir berkata, “Di dalam
Musnad ‘Umar terhadap atsar yang masyhur namun terdapat Inqithaa’ (terputus pada
sanadnya)”. Wallahu a’lam
(SUMBER: Silsilah Manaahij Dawraat
al-‘Uluum asy-Syar’iyyah –al-Hadiits- Fi`ah an-Naasyi`ah, karya
Prof.Dr.Faalih bin Muhammad ash-Shaghiir,
h.124-128)
|
0 komentar:
Posting Komentar