MUKADDIMAH
Barangkali banyak orang yang masih meyakini bahwa hadits tentang cinta tanah air (yang kita kaji dalam rubrik ini) merupakan hadits yang shahih bersumber dari Rasulullah SAW.
Karena itu, banyak mereka yang mengklaim diri sebagai kaum nasionalis berargumentasi dengan hadits ini untuk menunjukkan rasa patriotisme dan bela negara.
Padahal, berargumentasi dengan hadits yang tak diketahui juntrungannya, tentu amat berbahaya.
Namun argumentasi mengenai masalah bela tanah air dan kewajiban seorang muslim (yang baligh dan mampu) membela negerinya bila dimasuki secara kekerasan oleh musuh dapat diketahui melalui dalil-dalil lain, yaitu hadits-hadits shahihi tentang hal itu bukan berdasarkan hadits yang kita kaji ini. Dalam hadits-hadits shahih tersebut diketahui bahwa membela negeri saat diserang musuh adalah suatu kewajiban agama.
Karena itu, hendaknya menghindari cara yang salah dalam berargumentasi, termasuk dalam masalah ini, dengan merujuk kepada dalil yang jelas kualitasnya.!!
NASKAH HADITS
Barangkali banyak orang yang masih meyakini bahwa hadits tentang cinta tanah air (yang kita kaji dalam rubrik ini) merupakan hadits yang shahih bersumber dari Rasulullah SAW.
Karena itu, banyak mereka yang mengklaim diri sebagai kaum nasionalis berargumentasi dengan hadits ini untuk menunjukkan rasa patriotisme dan bela negara.
Padahal, berargumentasi dengan hadits yang tak diketahui juntrungannya, tentu amat berbahaya.
Namun argumentasi mengenai masalah bela tanah air dan kewajiban seorang muslim (yang baligh dan mampu) membela negerinya bila dimasuki secara kekerasan oleh musuh dapat diketahui melalui dalil-dalil lain, yaitu hadits-hadits shahihi tentang hal itu bukan berdasarkan hadits yang kita kaji ini. Dalam hadits-hadits shahih tersebut diketahui bahwa membela negeri saat diserang musuh adalah suatu kewajiban agama.
Karena itu, hendaknya menghindari cara yang salah dalam berargumentasi, termasuk dalam masalah ini, dengan merujuk kepada dalil yang jelas kualitasnya.!!
NASKAH HADITS
حُبُّ اْلوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”
Keterangan
Menurut pengarang buku ad-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahaadiits al-Musytahirah, imam Jalaluddin as-Suyuthi (buku rujukan kajian ini), hadits ini tidak diketahuinya.
Tanggapan Muhaqqiq
Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, dalam tahqiq (analisis)nya atas buku ad-Durar mengatakan, “Kualitas hadits di atas adalah MAWDHU’ (PALSU), untuk itu silahkan rujuk referensi berikut:
- al-Maqaashid al-Hasanah Fii Bayaan Katsiirin Minal Ahaadiits al-Musytahirah ‘Ala al-Alsinah karya as-Sakhawi, hal.183
- Tamyiiz ath-Thayyib Minal Khabiits… karya Ibn ad-Dubayyi’, hal.65
- Al-Asrar al-Marfuu’ah Fii al-Akhbaar al-Mawdhuu’ah karya Mala Ali al-Qari, hal.164
- Al-Fawaa’id al-Mawdhuu’ah Fii al-Ahaadiits al-Mawdhuu’ah karya al-Karamy, hal.174
- Tadzkirah al-Mawdhuu’aat karya al-Fitni, hal.70
- Kasyf al-Khafaa’ Wa Muziil al-Ilbaas… karya al-‘Ajluni, jilid I, hal.158
(SUMBER: ad-Durar al-Muntatsirah Fii al-Ahaadiits al-Musytahirah karya imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, hal.110, no.190)
Keterangan
Menurut pengarang buku ad-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahaadiits al-Musytahirah, imam Jalaluddin as-Suyuthi (buku rujukan kajian ini), hadits ini tidak diketahuinya.
Tanggapan Muhaqqiq
Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, dalam tahqiq (analisis)nya atas buku ad-Durar mengatakan, “Kualitas hadits di atas adalah MAWDHU’ (PALSU), untuk itu silahkan rujuk referensi berikut:
- al-Maqaashid al-Hasanah Fii Bayaan Katsiirin Minal Ahaadiits al-Musytahirah ‘Ala al-Alsinah karya as-Sakhawi, hal.183
- Tamyiiz ath-Thayyib Minal Khabiits… karya Ibn ad-Dubayyi’, hal.65
- Al-Asrar al-Marfuu’ah Fii al-Akhbaar al-Mawdhuu’ah karya Mala Ali al-Qari, hal.164
- Al-Fawaa’id al-Mawdhuu’ah Fii al-Ahaadiits al-Mawdhuu’ah karya al-Karamy, hal.174
- Tadzkirah al-Mawdhuu’aat karya al-Fitni, hal.70
- Kasyf al-Khafaa’ Wa Muziil al-Ilbaas… karya al-‘Ajluni, jilid I, hal.158
(SUMBER: ad-Durar al-Muntatsirah Fii al-Ahaadiits al-Musytahirah karya imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, hal.110, no.190)
Sumber: http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihathadits&id=107
0 komentar:
Posting Komentar